BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Perpustakaan sebagai salah satu
sumber informasi harus mampu menyediakan informasi-informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Secara filosofis perpustakaan telah meletakkan tujuan utamanya
pada jasa untuk pemakai. Hakekat pelayanan perpustakaan pada dasarnya mencakup
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan penyebarluasan informasi. Namun bentuk
pelayanan perpustakaan itu tentu saja tidak terpaku pada ketiga hal tersebut.
Perpustakaan masih memiliki peranan dan fungsi lain terhadap kemajuan
pengetahuan masyarakat yang bisa dicapai hasilnya melalui pelayanan yang ada di
perpustakaan disamping komponen-komponen pendukung lainnya. Sebagai subsistem
dari sistem perpustakaan, pelayanan perpustakaan adalah suatu proses atau upaya
pemberdayaan sumber-sumber informasi yang menjadi koleksi perpustakaan yang
disebarluaskan kepada para penggunanya.
Tujuan pelayanan perpustakaan adalah melayani
dan memenuhi kebutuhan pengguna. Pustakawan dalam sebuah perpustakaan, bagaikan
jantung dari perpustakaan itu sendiri. Pustakawan yang memberi jiwa pada
perpustakaan, terutama dari segi pelayanan. Pustakawan adalah tenaga
profesional yang dalam kehidupan sehari-hari berkecimpung dengan dunia buku.
Pustakawan setiap harinya juga harus bertemu dengan berbagai macam
kharakteristik pengguna. Tugas pustakawan adalah melayani dan memenuhi
kebutuhan pengguna yang datang ke perpustakaan. Komunikasi antarpribadi harus
dimiliki oleh setiap pustakawan untuk menunjang kegiatan pelayanan. Komunikasi
antarpribadi membantu pustakawan untuk mengenali karakteristik dari pengguna,
sehingga pustakawan dapat menentukan langkah yang tepat dalam melayani
kebutuhan si pengguna tersebut.
B.
RUMUSAN
MASALAH
a. Apa pengertian dari perpustakaan dan
penggunanya?
b. Bagaimana peranan komunikasi dalam
perpustakaan?
c. Apa saja unsur-unsur komunikasi dalam
perpustakaan?
d. Bagaimana tipe-tipe komunikan?
e. Bagaimana respon komunikan?
C.
TUJUAN
Penulisan
makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan komunikan dalam
pelayanan perpustakaan seperti bagaimana tipe-tipe komunikan dan bagaimana
respon komunikan dan sebagainya serta semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perpustakaan dan Penggunanya
Perpustakaan adalah sebuah ruangan,
bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan
buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan pembaca atau suatu unit kerja yang subtansinya merupakan sumber
informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pemustaka jasa layanya. Selain
buku, didalamnya juga terdapat bahan cetak lainnya seperti majalah, laporan,
manuskrip atau naskah,dan berbagai karya media audiovisul seperti film, slide,
kaset, piringan hitam, serta bentuk mico seperti microfilm, microfis dan
micro-opaque.
Sedangkan pengguna atau pemustaka adalah
pemakai fasilitas yang disediakan perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan
pustaka dan fasilitas lainnya). Pengguna berbagai macam jenisnya, ada
mahasiswa, guru, dosen dan masyarakat pada umumnya, bergantung pada
perpustakaan yang ada.[1]
B. Pengguna Sebagai
Komunikan
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media terrtentu untuk menghasilkan efek /tujuan dengan
mengharapkan feedback atau umpan balik.Pada kajian komunikan ini ada dua sudut
pandangan untuk menjelaskan peran pengguna sebagai komunikan yakni dari sudut
pandang komunikasi secara umum dan sudut pandang dalam islam
Dari sudut pandang komunikasi
pada umumnya pengguna sebagai komunikan ialah pengguna sebagai penerima pesan
yang baik. Dalam proses komunikasi komunikan merupakan sasaran komunikasi dan
tujuan pengguna berkomunikasi adalah
membangun/menciptakan pemahamam atau pengertian bersama. Saling memahami atau
mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi
terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan. Dalam
kajian ini secara garis besar intinya adalah pengguna sebagai komunikan yang
dapat menangkap pesan dengan baik yang di sampaikan oleh manusia / pustakawan
(komunikator) karna itu manusia adalah komunikator tebaik dari pada mahluk yang
lain maka dari itu objek kajian komunikasi adalah manusia.
Dari sudut pandang islam
pengguna sebagai komunikan dan sasaran
komunikasi dan yang menjadi komunikator adalah Allah yang menyampaikan pesan
berupa alquran.Dalam sudut pandang ini proses komunikasi dari seorang
komunikator yag menyampaikan pesan melalui media atau secara langsung kepada
komunikan dan menimbulkan sebua effek.Diibaratkan dalam pandangan islam Allah
adalah komunikator yang menyampaikan pesan berupa alquran melalui sebua media
yakni malaikat jibril ataupun secara langsung yakni lewat mimpi kepada
komunikator yakni nabi atau manusia.
C.
Peranan
Komunikasi dalam Perpustakaan
Termasuk dalam manusia berorganisasi seperti
di lingkungan perpustakaan. Lewat komunikasi manusia dapat menyampaikan
keinginan cita-cita, perencanaan pada orang lain. Makin jelas dan efektif
berlangsungnya komunikasi makin banyak pula informasi yang dibutuhkan. Oleh
karena itu keberadaan perpustakaan sebagai unit pengelola informasi sangat
penting untuk mendukung terjadinya komunikasi yang efektif di masyarakat.
Komunikasi memainkan peranan yang sangat
penting sebagai sarana hubungan antar- individu dan kelompok masyarakat untuk
mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antarmanusia yang lebih baik.
Kemajuan pada bidang informasi dan komunikasi
tidak hanya disebabkan oleh adanya penemuan-penemuan teknologi baru, namun juga
disebabkan oleh semakin tumbuhnya kesadaran orang atau individu dan bangsa akan
adanya kesempatan dan kebutuhan sosial, ekonomi, politik dan kebudayaan,
termasuk kebutuhan akan adanya informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa informasi
merupakan bagian dari komunikasi. Tanpa informasi proses komunikasi tidak akan
bisa berjalan dengan baik. Dengan demikian maka kehadiran perpustakaan sebagai
pengelola informasi menjadi pendukung dan pelancar proses komunikasi. Demikian
pula sebaliknya bahwa perpustakaan sebagai organisasi membutuhkan bentuk
komunikasi yang efektif dan efisien untuk berjalannya organisasi tersebut
dengan baik.
D.
Unsur-unsur Komunikasi Di Perpustakaan
Secara sederhana komunikasi dapat
di-definisikan sebagai usaha penyampaian pesan antara seseorang (komunikator)
kepada orang lain (komunikan). Dari definisi ini terlihat bahwa untuk dapat
terjadi proses komunikasi minimal harus ada tiga unsur dasar komunikasi,
yaitu komunikator, pesan, dan komunikan.
1. Pustakawan
(Komunikator)
Pada
proses komunikasi di Perpustakaan yang bertindak sebagai komunikator adalah
pustakawan. Sebagai komunikator, maka pustakawan wajib menyampaikan pesan-pesan
yang menyangkut berbagai macam informasi kepada penggunanya, terutama informasi
yang memang dicari atau dibutuhkan penggunanya. Dalam hal ini pustakawan
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang semaksimal mungkin kepada
penggunanya.
Pada
kegiatan pelayanan informasi, pustakawan lebih banyak berinteraksi dengan
pengguna dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain di perpustakaan. Maka
dalam kegiatan pelayanan informasi tersebut, pustakawan dituntut untuk lebih
aktif dalam berkomunikasi dengan penggunanya.Ini terdapat kecenderungan
perubahan sikap Perpustakaan. Dahulu perpustakaan bersikap menunggu pengunjung
dan membiarkan pengunjung yang datang mencari sendiri informasi yang
dibutuhkannya dan menghindari semaksimal mungkin berinteraksi dengan
pustakawan. Sikap mereka ini lebih mengarah ke sikap pustakawan yang pasif.
Kini perpustakaan bersikap lebih aktif mengejar pengunjung dan
perpustakaan lebih aktif menyediakan informasi bagi penggunanya.
Pendekatan profesional ini mengharuskan pustakawan mengetahui informasi apa
saja yang dibutuhkan oleh pengguna, berapa cepat dia mampu menyediakan
informasi, dalam bentuk apa informasi tersebut disajikan, dan dari sumber mana
saja informasi tersebut didapatkan.
Untuk
mengetahui minat dan kebutuhan informasi dari masing-masing pengguna,
pustakawan dapat berkomunikasi dengan pengguna perpustakaan, baik secara
langsung seperti bertanya, wawancara, ceramah ataupun secara tidak langsung
seperti mengedarkan kuesioner.
Tanpa
disadari banyak pustakawan hanya berhubungan dengan pengguna dengan sangat
terbatas. Mereka hanya menjawab bila kebetulan ditanya oleh pengguna. Dalam
informasi ilmiah, terbukti banyak peneliti memperoleh informasi mutakhir dari
peneliti lain yang bertindak selaku penjaga gawang. Penjaga gawang informasi
ini selalu mengikuti perkembangan dalam bidangnya termasuk perkembangan
informasinya sehingga menjadi tumpukan rekan sejawat lainnya. Padahal
pustakawan dapat bertindak selaku penjaga gawang informasi sehingga dapat pula
meneruskan informasi mutahkir pada penjaga gawang informasi yang lain.
2. Pesan
(Informasi)
Pesan
yang disampaikan oleh pustakawan berwujud ucapan, tinta diatas kertas, tulisan
dibuku, majalah atau bahan cetak lainnya, gelombang radio di udara, rekaman
suara dan gambar pada koleksi audio visual, data digital pada komputer,
lambaian tangan pengguna atau tanda-tanda, yang apabila diinterpretasikan
mempunyai arti tertentu. Penyampaian pesan yang dilakukan dengan jelas akan
menimbulkan hasil yang memuaskan pada proses komunikasi.
Efektivitas
penyampaian pesan menyangkut bagaimana suatu pesan disajikan. Secara ringkas,
ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian pesan, yaitu cara penyajian
pesan dan struktur penyampaian pesan.Cara penyajian pesan di perpustakaan
lebih mengacu pada pemanfaatan lambang komunikasi, baik verbal maupun non
verbal saat kita berkomunikasi. Misalnya para pengguna berkata “Buku
tentang hukum perdata dimana Pak/Bu?”. Seorang pustakawan harus menjawab dengan
kata-kata halus. Cara penyajian pesan lebih menyangkut bagaimana seorang
pustakawan dapat memanfaatkan lambang-lambang komunikasi verbal dan non verbal
yang digunakan oleh si pustakawan dan membubuhkan kadar emosi ke
dalamnya. Disini seorang pustakawan harus mampu menentukan keberhasilan
komunikasi dengan cara kecerdasan emosional.
Pada
struktur penyampaian pesan, seorang pustakawan harus mampu menyusun
struktur penyajian pesan yang akan dia sampaikan kepada pengguna. Dapat
dinyatakan bahwa pada komunikasi antar pribadi, pesan yang disampaikan
relatif kurang berstruktur. Contohnya ialah ketika kita sedang berbicara kepada
kerabat, kita bisa berbicara dengan topik yang tidak terarah. Secar acak
berpindah satu topik ke topik lainnya. Jadi struktur penyampaian pesan
lebih kepada urut-urutan penempatan lambang-lambang komunikasi yang kita
gunakan. Semakin tinggi tataran komunikasi yang terjadi, maka pesan yang kita
sampaikan semakin terstruktur.
3. Pengguna
Perpustakaan (Komunikan)
Komunikan
penerima pesan adalah semua pengguna perpustakaan. Pada proses komunikasi
di perpustakaan, peran komunikator dan komunikan bersifat dinamis. Peran ini
saling ditukarkan. Komunikator dapat berperan sebagai komunikan, sebaliknya
komunikan dapat berperan sebagai komunikator. Ketika pustakawan menyampaikan
pesannya kepada pengguna maka dia berperan sebagai komunikator. Namun ketika
pengguna menyampaikan tanggapan/respon terhadap pesan komunikator maka dia
berperan sebagai komunikator dan pustakawan sebagai komunikannya.Pengguna
perpustakaan sebagai komunikan dapat terdiri dari satu orang, sekelompok orang
(kelompok besar atau kecil, termasuk juga organisasi) dan massa.
Agar
proses komunikasi antara pustakawan dan pengguna perpustakaan dapat berjalan
dengan baik (efektif), maka pustakawan harus memberikan bimbingan kepada
pengguna, sehingga pengguna tidak merasa kesulitan dalam memanfaatkan
perpustakaan. Kebanyakan pengguna jarang mengunjungi perpustakaan karena
kurangnya interaksi antara pustakawan dengan pengguna, dan pemberian layanan
yang kurang memuaskan serta ketidak ramahan seorang pustakawan dalam melayani
para pengguna. Akibatnya pengguna merasa segan bertanya dan menyampaikan
kebutuhan informasinya kepada pustakawan, dan si pustakawan semakin acuh
terhadap pengguna.
Perlu
diketahui bahwa sistem layanan perpustakaan ada dua jenis, yaitu sistem layanan
terbuka dan sistem layanan tertutup. Pada sistem layanan terbuka proses
interaksi dan komunikasi antara pustakawan dan pengguna lebih baik daripada
sistem layanan tertutup. Pada sistem layanan terbuka, pengguna dapat menanyakan
langsung kepada pustakawan tentang informasi yang sulit ditemukan. Sedangkan
pada sistem layanan tertutup, pengguna akan merasa sungkan berkomunikasi dengan
pustakawan itu sendiri, karena adanya keterbatasan-keterbatasan tertentu. Oleh
sebab itu, supaya proses komunikasi dapat berjalan dengan baik, seorang
pustakawan harus memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pengguna
perpustakaan.[2]
E.
Tipe-Tipe
Komunikan
1. Komunikan
yang bersahabat : Merupakan tipe komunikan yang mempunyai diposisipositif
terhadap informasi yang di kemukakan oleh komunikator. Karena disposisi mereka
positif terhadap kredibilitas komunikator, media pengalih informasi maupun
situasi komunikasi maka mereka akan lebih mudah menerima dan memahami informasi
dari komunikator.
2. Komunikan
yang bermusuhan : adalah komunikan yang mempunyai tipe sikap yang berkebalikan
dari komunikan yang bersahabat. Komunikan yang bermusuhan merupakan tipe
disposisi negatif terhadap informasi yang dikemukakan oleh komunikator karena
disposisi mereka negatif terhadap kredibilitas komunikator, media pengalih
informasi,maupun situasi komunikan maka mereka akan sangat sulit menerima dan
memahami informasi yang diberiakan komunikator.
3. Komunikan
yang netral : adalah komunikan yang mempunyai sikap netral, tidak memihak
kepada komunikator atau pada informasi yang disampaikan oleh komunikator. Sikap
komunikasi seperti ini mau berdiri diantara sikap positif dan negatif.
4. Komunikan
yang apatis : adalah komunikan yang besikap masa bodoh terhadap komunikator
maupun terhadap informasi yang diterima. Sikap masa bodoh atau malasini
sebenarnya didorong oleh tongkat keterlibatan komunikan terhadap informasi yang
mereka terima. Artinya tidak ada keuntungan atau kerugian yang mereka terima
lantaran memberikan disposisi positif maupun negatif.
5. Komunikan
dengan sikap campuran : komunikan dengan sikap bersahabat namun bermusuhan,
dapat memberikan disposisi positif terhadap komunikator. Bersahabat namun
netral dapat memberikan disposisi positif namun bersikap masa bodoh.
F.
Respon atau Tanggapan Komunikan
Respon atau tanggapan yang diberikan
oleh pihak komunikan dibedakan menjadi 6 macam, yaitu :
1. Respon langsung : ialah respon yang
diberikan langsung oleh pihak komunikan tidak memerlukan jangka waktu yang
relatif lama.
2. Respon tidak langsung : ialah respon
yang memerlukan jangka waktu lama. Dalam hal ini respon yang diberikan oleh
pihak komunikan tertunda beberapa saat.
3. Respon yang kurang dimengerti : ialah
respon yang tidak dapat dimengerti oleh pihak komunikator.
4. Respon yang dapat dimengerti : ialah
respon yang diberikan oleh pihak komunikan dapat dimengerti oleh pihak
komunikator sehingga antara pihak komunikator dengan pihak komunikan terdapat
saling pengertian.
5. Respon yang besifat netral : ialah
respon pihak komunikan yang tidak memberikan dukungan ataupun menentangnya.
6. Respon yang bersifat negatif : ialah
respon yang diberikan oleh pihak komunikan tidak memberikan dukungan kepada
pihak komunikator.
BAB III
PENUTUP
v KESIMPULAN
Perpustakaan adalah sebuah ruangan,
bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan
buku dan terbitan lainnya yang biasa disimpan menurut tata susunan tertentu
untuk digunakan pembaca atau suatu unit kerja yang subtansinya merupakan sumber
informasi yang setiap saat dapat digunakan oleh pemustaka jasa layanya. Dalam proses komunikasi komunikan merupakan sasaran komunikasi
dan tujuan pengguna berkomunikasi adalah membangun/menciptakan pemahamam atau
pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus
menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap,
pendapat, perilaku ataupun perubahan. untuk dapat terjadi proses
komunikasi minimal harus ada tiga unsur dasar komunikasi, yaitu
komunikator, pesan, dan komunikan.
v KRITIK DAN SARAN
Demikian makalah yang telah kami buat,
semoga bermanfaat bagi yang membacanya dan semoga ilmu yang sudah didapatkan
setelah membaca makalah ini bisa diberikan kepada orang yang belum sempat
membacanya.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan senantiasa
kami menerima saran atau kritikan dari kawan-kawan semua yang insyaallah dapat
membuat kami lebih baik lagi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSAKA
Yusup,pawit.Ilmu
informasi,komunikasi,dan kepustakaan.bumi angkasa,2009
Wiji suwarno, psikologi
perpustakaan,jakarta:sagung seto,2009
www.ilmu komunikasi.com
www.pengguna perpustakaan.com
http://plediepedhed.wordpress.com/2012/03/07/memahami-peranan-komunikasi-dalam-perpustakaan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar