Minggu, 24 Januari 2016

tugas aspek sosial dan komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya, perpustakaan modern tidak lagi hanya mengandalkan sumber-sumber informasi yang dimilikinya sendiri, tetapi juga menawarkan sumber informasi yang tersimpan di tempat lain. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi yaitu teknologi komputer dan teknologi komunikasi telah memungkinkan sumber-sumber informasi berbasis elektronik dapat diperoleh pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat dipublikasikan.
Pustakawan merupakan orang yang bekerja di perpustakaan yang memiliki pendidikan perpustakaan secara formal dan informal. Pustakawan adalah fasilitator kelancaran arus informasi dan pelindung hak asasi manusia dalam akses ke informasi. Pustakawan mempunyai kewajiban untuk melakukan suatu tindakan sesuai profesinya dan ia harus dapat menghindari tindakan-tindakan yang tidak bermoral, karena pustakawan itu pada dasarnya harus mempunyai etika yang baik kepada pengguna perpustakaan.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa itu pustakawan ?
b.      Bagaimana perpustakan Indonesia di era ICT ?
c.       Apa saja tantangan yang dihadapai pustakawan di era ICT





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pustakawan
Pustakawan adalah orang yang memberikan dan melaksanakan kegiatan perpustakaan dalam usaha pemberian layanan kepada masyarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan ilmu perpustakaan,  dokumentasi, dan ilmu yang diperolehnya melalui pendidikan.[1]
B. Perpustakaan Indonesia di Era ICT
ICT sebagai sarana terbentuknya jaringan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan, akan memberikan akses yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. ICT seperti juga teknologi lainnya merupakan alat bantu manusia untuk mencapai tujuan, maka optimasi dan antisipasinya perlu disikapi secara terencana. Perpustakaan yang berbasis ICT memang telah menjadi tutunan global. Orientasi layanan prima dan distribusi akses informasi yang lebih luas berbasis kecanggihan teknologi menjadi visi masa depan perpustakaan. Sebagian perpustakaan telah bertransformasi ke dalam bentuk perpustakaan digital. Koleksi perpustakaan kini dilengkapai dengan koleksi cetak hingga elektronik dengan piranti teknologi seperti DVD. Salah satu perpustakaan Indonesia yang telah bertransformasi menjadi perpustakaan yang berbasis ICT yaitu : Perpustakaan Nasional RI.[2]
      Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam beberapa bentuk, antara lain:
a)      Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi Manajemen Perpusatkaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan sistem  manajemen informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventirasisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering di istilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
b)      Penerapan teknologi informasi sebagai sarana unrtuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustkaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam suatu sistem informasi tergantung dari kemampuan  software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur peralatan teknologi informasi yang mendukung keduanya. [3]
Kesiapan perpustakaan dalam menghadapi era teknologi informasi dan komunikasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, merupakan sebuah tuntutan yang harus direalisasikan, dimana sumber daya manusia dan kemampuan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya menjadi faktor yang amat penting. perpustakaan Indonesia harus mengembangkan kiprah kepustakawanannya.
Beberapa bentuk kemasan informasi yang ada sampai saat ini dan relevan digunakan bagi pengguna perpustakaan adalah:
a.       Publikasi cetak; prosiding, kumpulan artikel terpilih, brosur, indeks, bibliografi, dan lain-lain
b.      Media audio-visual; CD-interaktif, VCD, DVD, Video Cassete, dan lain-lain.
Menurut Donald J. Waters mendefinisikan perpustakaan digital adalah Digital libraries are organizations that provide the resources, including the pecialized staff, to select, structure, offer intellectual access to, interpret, distribute, preserve the integrity of, and ensure the persistence over time of collections of digital works so that they are readily and economically available for use by a defined community or set of communities”. Koleksi digital sebenarnya dapat dipahami sebagai koleksi informasi dalam bentuk elektronik atau digital yang mungkin terdapat juga dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas  menggunakan media komputer dan sejenisnya. Koleksi digital disini dapat bermacam-macam, dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistik elektronik, dan lain sebagainya. Saat ini banyak perpustakaan (perguruan tinggi) berlangganan database online yang berisi berbagai macam jurnal elektronik maupun artikel elektronik. Melalui database online ini perpustakaan mampu menyediakan koleksi digital yang dapat diakses oleh pengguna perpustakaan di manapun berada. Ebscohost dan Proquest adalah dua contoh database yang saat ini cukup menjadi primadona bagi perpustakaan yang ingin menyediakan koleksi digital. Produk-produk elektronik tersebut di atas dalam penyebarannya membutuhkan suatu supporting system yaitu media internet. Internet merupakan hubungan antara jaringan komputer besar maupun kecil yang ada di seluruh dunia dengan menggunakan jaringan komunikasi jarak jauh yang ada. Dari hubungan itulah manusia dapat saling berkomunikasi dengan cepat, mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai sumber pengetahuan yang berharga, meskipun berada di belahan bumi yang berbeda. Munculnya internet membawa dampak pada perpustakaan sebagai ancaman, bahkan bisa menggeser kedudukan perpustakaan. Menurut Allen and Retzlaff mengatakan bahwa “Libraries are threatened because, in social terms, the internet might seem to render them less relevant. At the same time, the technologies of information brought to life in the internet make libraries so much more extensive that their relevance has never seemed more obvious” .Keberadaan internet akan menggeser perpustakaan karena internet akan lebih memberi kemudahan kepada pengguna daripada harus masuk ke perpustakaan yang pasti akandihadapkan dengan segala peraturan dan birokrasinya, apalagi dengan pustakawannya yang sering cemberut daripada sikap menyapanya. Dengan berinternet di rumah, di kantor ataupun di warnet pengguna akan dimanjakan dengan infomasi yang luas, dengan berinternet pengguna bisa menikmati informasi yang kadang tidak ditemukan di perpustakaan. Untuk itu perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi perlu melakukan strategi internet, dengan memanfaatkan jasa layanan internet.[4]

C.    Tantangan Pustakawan di Era ICT
Upaya menghadapi tantangan dan peluang masa depan bagi pustakawan di era globalisasi informasi, maka tuntunan terwujudnya pustakwan yang kreatif dan inovatif mampu mendayagunakan modal pengetahuan tidak dapat lepas dari perubahan lingkungan. Karena perubahan lingkungan akan menuntut perubahan besar dan mendasar terhadap cara hidup dalam berbagai tatanan dunia perpustakaan. Pustakawan yang pintar akan memberikan peranan yang kuat dalam mewujudkan perpustakaan sebagai penyedia informasi. Pustakawan juga harus dapat memahami kondisi internal dengan melihat kekuatan dan kelemahan agar dapat menciptakan daya pikat penggunan akan informasi dapat menjadi kebutuhan bukan hanya sekedar keinginan., sehingga daya pikat dapat memenuhi standar kualitas layanan. Untuk menciptakan hal tersebut dengan tepat dan memenuhi standar kualitas pustakawan harus memiliki kapabilitas sehingga dapat menjamin hal tersebut sesuai dan memenuhi kebutuhan pengguna.
Persoalan yang berkaitan dengan upaya membangun dan mengembangkan kinerja pustakawan kearah yang lebih baik adalah terkait dengan berbagai kendala atau hambatan yang dihadapi seperti pembinaan yang belum memadai, terbatasnya kemampuan dalam bidang pusdokinfo, terbatasnya kemampuan dalam bahasa asing, dan faktor psikologis.
Dengan berbagai kendala tersebut, maka pustakawan yang benar-benar ahli dibidang pusdokinfo diperlukan peningkatan kualitas diri dari pustakawan tersebut, sehingga dapat memberikan pelayanan kepada pemakai secara professional selain memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas di bidang pusdokinfo juga harus mampu mengembangkan kinerjanya kearah yang lebih baik. Meningkatnya tantangan pustakawan merupakan dampak dari kemajuan teknologi yang dimaknai sebagai peluang yang dapat diambil secara kreatif dengan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Dengan kompetensi yang terus meningkat maka pustakawan akan mampu menghadapi tantangan baru yang timbul akibat perubahan lingkungan dan teknologi.[5]
perkembangan TI mengakibatkan semua bidang pekerjaan perpustakaan tidak ada lagi yang tidak mendapat sentuhan ”keajaiban” TI. Keilmuan perpustakaanpun saat ini dituntut mampu mengikuti perubahan sosial pemakainya. Perubahan dalam kebutuhan informasi, perubahan dalam berinteraksi dengan orang lain, dan dalam berkompetisi. Pustakawan perlu menyadari bahwa perlu ditumbuhkan suatu jenis kepustakawanan dengan paradigma-paradigma baru yang mampu menjawab tantangan media elektronik tanpa meninggalkan kepustakawanan konvensional yang memang masih dibutuhkan (hybrid library). Hanya dengan sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini tenaga pengelola perpustakaan dan tenaga fungsional pustakawan yang berkualitaslah (melalui keilmuannya) kita bisa membangun paradigma kepustakawanan Indonesia.[6]



BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
ICT sebagai sarana terbentuknya jaringan teknologi informasi dan komunikasi di perpustakaan, akan memberikan akses yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Penerapan teknologi informasi di perpustakaan dapat difungsikan dalam beberapa bentuk, antara lain:
a)      Penerapan teknologi informasi digunakan sebagai sistem informasi Manajemen Perpusatkaan. Sering di istilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
b)      Penerapan teknologi informasi sebagai sarana unrtuk menyimpan, mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format digital.
Dengan kompetensi yang terus meningkat maka pustakawan akan mampu menghadapi tantangan baru yang timbul akibat perubahan lingkungan dan teknologi.





DAFTAR PUSTAKA
Sulistyo –Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1993
Dadang, Dikta pengantr ilmu informasi dan komunikasi, Palembang: Rafah Press,  2012
http://riah.staff.uns.ac.id/2008/09/12/pustakawan-di-era-globalisasi/
http://eprints.unsri.ac.id/5590/1/C87_Ali_Ibrahim_dan_Mira.pdf.  







[1] Sulistyo-Basuki, pengantar Ilmu Perpustakaan, jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993(hal:8)
[3] Dadang, Diktat Pengantar Ilmu Informasi dan Dokumentasi, (Palembang:Rafah Press, 2012),  Hal (147-150).

1 komentar:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - Mapyro
    Find your way around 화성 출장안마 the 삼척 출장마사지 casino, find where everything is 창원 출장안마 located with your tour guide 동두천 출장마사지 and 경주 출장안마 other helpful information about the property. Rating: 7/10 · ‎20 votes

    BalasHapus